Setelah waktu itu mendengar adanya tsunami di banten, saya berfikir mungkin saja sekarang banten luluh lantah. Gunung anak Krakatau meletus dengan begitu dahsyat nya pada Sabtu tanggal 23 Desember 2018 pada malam hari, dengan tidak ada pemberitahuan kepada masyarakat air laut yang begitu saja menerjang kawasan pesisir pandeglang banten lebih, pantai anyer yang kala itu di penuhi dengan wisatawan dan hotel-hotel yang menjulang secara tiba-tiba habis di telan dalam air. hingga ke esokan harinya tercatat korban 43 meninggal 584 luka-luka dan masih banyak lagi kerugian yang di hasilkan tsunami ini. begitu saya membaca sebuah berita dari Kompas Tv 

ketika itu saya sedang dalam posisi turun dari gunung pangrango, karna tidak ada sinyal lebih tepatnya. dan saya baru mengetahui nya pada hari senin setelah turun dari pangrango. saya hanya dapat berdoa kepada para korban, dan semoga mereka semua diberi ketabahan akan kehilangan sanak keluarga dan harta benda yang mereka miliki. aamiin

Namun setelah 4 bulan dari kejadian tersebut saya baru bisa singgah kembali ke banten, karna memang sedang ada acara penikahan saudara dari Bibi, perjalanan dari cianjur ke pandeglang menggunakan mobil sepanjang jalan saya lihat wah pandeglang kota yang lumayan baik dan lengkap seperti supermall dan hal lain. berhubung saya datang h-1 acara banyak hal yang dilakukan disana sembari membantu keluarga yang lain.

setelah acara selesai saya berganti mobil dengan isi, kaka saya 2 perempuan, pak supir, bapa, mama, dan 2 keponakan perempuan, dan saya sendiri. kami semua memutuskan bermain sebentar ke pantai anyer lumayan cukup jauh dari pandeglang sekitar 3 jam kurang lebih karna memang macet memasuki kawasan wisata, namun ada yang menurut saya menakjubkan karna kenapa, warga sekitar cepat yang terkena dampat tsunami 4 bulan lalu kini telah bangkit lagi, mereka dengan keadaan mungkin masih trauma namun masih bekerja, membuka kios-kios nya di pinggir pantai, menawarkan barang dagangan nya  kepada para wisatawan, sembari menikmati pantai carita pandeglang banten ini, saya sedikit mendengar percakapan mama dan bapa saya terhadap seorang ibu-ibu pedagang otak-otak bakar, katanya "engga semua kena dampak tsunami pak, seperti di carita ini hanya ujung tanjung di depan saja yang terkena" saya pun menganggukan kepala, pantai carita ini memiliki pasir putih namun sayang waktu itu air nya sedang tidak jenih, banyak sekali wisatawan yang menyewa bananaboat dan lain lain. hari semakin sore, hm saya harus meninggalkan pantai indah ini lagi, rasanya indah bila memang benar-benar dinikmati, keponakan yang main di air dan sembari memainkan pasir pantai.