PAPANDAYAN MEWAH
December 18, 2018
Sombong
ya naik gunung terus haha sudahlah ini hanya hiburan saya, toh saya juga tidak
pernah mempermasalahkan kalian. Agenda nya pada tanggal 13 oktober harus
terakhir untuk tahun ini ke papandayan, kenapa? Gunung nya kan mahal toh tidak
ada apa-apa juga disana ? yaya mungkin sabagian dari kalian akan berkata
seperti itu, namun tentu saja setiap gunung menyuguhkan sesuatu yang berbeda,
nah kali ini saya naik ke papandayan tidak seperti biasanya yang kurang lebih
menyiapkan segala sesuatu sendiri. Karna mengapa saya mengikuti subuah open
trip, saya diberitahu oleh teman yang sama-sama memang suka naik gunung tentang
open trip tersebut. Karna masih lama dalam pendakian saya masih mengira-ngira
akan ikut atau tidak, seperti biasa kendala izin dengan uang yang belum
tersedia sama sekali. Tapi dengan memang hati yang mau ke papandayan saya
selalu memaksakan dengan sebisa mungkin, Alhamdulillah akhirnya saya ikut.
Waktu saya kumpul bertemu dengan salah seorang teman yang mengadakan open trip
tersebut namanya kalpani sekitar menunggu 1 jam setengah di mes masjid agung
cianjur datang lah beberapa teman nya kalpani. Pertemuan tersebut hanya
berselang 1 minggu dari pendakian gunung papandayan.
Gunung Papandayan adalah gunung api strato yang terletak di
Kabupaten Garut, Jawa Barat tepatnya di Kecamatan Cisurupan. Gunung dengan
ketinggian 2665 meter di atas permukaan laut itu terletak sekitar 70 km sebelah
tenggara Kota Bandung
1
minggu pun berlalu tepatnya tanggal 12 oktober 2018 saya diharuskan untuk
siap-siap berangkat di sore harinya. Sama seperti akan naik gunung sebelum
sebelum nya, saya masih dalam keadaan kerja di hari akan berangkat. Dengan
sangat-sangat tergesa gesa saya waktu itu pulang dan membereskan kembali barang
yang akan dibawa, mungkin karena sudah terbiasa jadinya sehari sebelum selalu
sudah prepare logistic+barang.
Janji
kala itu bersama teman-teman open trip di terminal pasir hayam cianjur pukul 4
sore namun nyatanya ada perubahan rencana, tiba-tiba ketua open trip dan salah
satu teman nya ada mata kuliah tambahan mereka kuliah di bandung jadi tidak
bisa berangkat bersama dari cianjur ke garut. Mereka bilang bertemu di terminal
Guntur saja. Untung nya yang berangkat dari cianjur lumayan banyak sektikar 5
orang termasuk saya waktu itu perjalanan sore sampai malam. Akhrinya sampai di
terminal Guntur pada jam 10 malam kalo tidak salah. Agak sempat hawatir karna
kami ber-5 belum bertemu dengan ketua open trip dan salah satu temannya,
setelah setengah jam mencari akhirnya kami pun bertemu entah bagaimana walaupun
memang baru pertama kali bertemu namun saya merasa senang karna baru pertama
kalinya ikut open trip ini dengan hanya mengandalkan ketua nya, ah itu
sebenarnya tidak patut dicontoh bila memang sudah ada niatan untuk naik gunung
seharusnya kita sudah bisa memprediksi nanti ketika saat di perjalanan akan
bagaimana, setelah cukup berbincang-bincang akhirnya kami mencari haha you know
lah MES (masjid) tempat ternyaman dan memang akan melaksanakan sholat isya, dan
juga gratis L
suka banget sama yang gratisan memang bagi kami kaum trevel budget sedikit
masjid selalu menjadi penyelamat untuk sekedar tidur 1 malam saja.
Cukup
untuk beristirahat ternyata pada jam 4 subuh kalo tidak salah, saya dan yang
lain dibangunkan untuk segara melanjutkan perjalanan ke basecamp gunung
papandayan menggunakan angkot, dengan mata yang masih mengantuk dan suhu yang
lumayan dingin kami pun berangkat, setelah 1 setengah jam kiranya mobil melaju
sudah nyaman untuk tidur, ternyata mobil angkot ini tidak sampai ke Basecamp
malahan ganti lagi mobil menggunakan kolbak atau mobil sayur, hmm saya
menggerutu. Saat sedang mau ganti mobil ternyata teman perempuan saya teh alya
namanya baru sadar bahwa handphone yang dia sayangi tiada raip ntah kemana perginya, setelah cukup lama mencari memang benar handphonenya tidak ada, ada yang
berfikiran untuk kembali ke terminal Guntur dan ada juga yang kekeh untuk
melanjutkan perjalanan. Berhubung pak supir kolbak nya baik hati beliau
menyarankan untuk singgah sebentar di rumah nya yang terletak di arah jalan
menuju basecamp. Mungkin dengan hati yang tidak karuan teh alya akhirnya mulai
mengikhlaskan handphone nya,
Sampai
di basecamp gunung papandayan waktu itu teramat masih pagi kira-kira jam 6
pagi, suasana yang masih sepi dan dingin di papandayan. Oh ya papandayan memang
sudah terkenal sejak lama karna memang papandayan bukan gunung yang terlalu
tinggi dan curam selayaknya gunung Gede atau pun Guntur. Papandayan sudah
dinobatkan sebagai Taman wisata Alam yang di kelola oleh swasta jujur disini
saya amat sangat menyayangkan kepada pihak papandayan yang begitu mematok harga
yang cukup tinggi untuk masuk ke papandayan.
Setelah
berganti pakaian dan membereskan kembali cerier akhirnya kami ber- 7 mulai
melakukan pendakian pada pukul setengah 8 pagi, yang awalnya di depan parkiran
yang belum ada siapa-siapa sampai dengan banyak siapa-siapa,
Jalan
di awali dengan landai sisi kanan tebing menjulang tinggi, dan pemandangan
sebelah kiri adalah kawah gunung papandayan yang mengeluarkan belerang jujur
saya tidak suka mencium aroma belerang mirip-mirip bau telor busuk, jadi
meskipun landai namun jauh treknya saya jalan begitu cepat meninggalkan
teman-teman yang lain sampai di percabangan jalan banyak warung-warung yang
buka di gunung papandayan dengan ibu penjaga warung yang ramah tentunya
Waktu
itu bisa saja menggunakan jalan yang belok ke kiri dengan langsung sampai ke
hutan mati lalu pondok seladah, namun karna memang waktu yang masih banyak kami
semua memutuskan untuk menggunakan jalan sebelah kiri, jalan yang memang
seharusnya digunakan untuk mendaki ke pondok seladah, saya kira jalan nya tidak
terlalu nanjak, nyatanya vegetasi yang mirip-mirip dengan jalur ke puncak
gunung gede hanya saja tidak terlalu panjang dan memakan waktu yang lama,
setelah keluar dari vegetasi tersebut ternyata ada jalur motor huhu sedih nya
disitu ada yang lewat begitu saja naik gunung namun naik ojek gunung itu
sungguh menyakitkan L
Sampai
di tempat camp goberhod disitu adalah spot untuk melihat matahari terbit, karna
tujuan kami semua adalah pondok seladah yang kurang lebih 10 menit dari spot
goberhod jadi kami hanya istirahat sebentar lalu melanjutkan perjalanan, sampai
di pondok seladah tempat camp yang teramat cantik karna memiliki rumput jepang
alih-alih naik gunung saya belum pernah merasakan camp di tempat yang nyaman
seperti ini, karna kami adalah pendaki yang datang pertama di pondok seladah
jadi benar-benar belum ada orang lain, hanya ada pedagang dan penjaga pos saja,
setelah memutuskan akan membuka tenda dimana kami pun membuka isi tas cerier menyiapkan
tenda, kami semua ada 7 orang namun bawa tiga sungguh tidak patut ditiru karna
selain memberatkan tas juga menghabiskan ruang yang terlalu banyak, alhasil
kami hanya membuka tenda 2 dengan 4 perempuan dan 3 orang laki-laki, beres
memasang tenda kami pun mulai membuka matras dan alat masak, memang mendaki itu
tidak jauh dengan masak-masak sepertinya haha. Seteleh sedikit makan saya
seorang diri merasa ngantuk dan tertidur pulas, 2 jam berlalu terbangunkan oleh
suara drone yang melintas di atas tenda berisik sekali saya bergumam kemudian
terbangun ternyata yang lain juga ikut tidur karna saya haha. Waktu menunjukan
siang hari karna memang di pondok seladah ada banyak sekali toilet dan juga ada
mushola kami bersiap untuk melaksanakan apa yang harus dilaksanakan. Waktu
istirahat begitu panjang kami mulai bosan dan akhirnya sebagian dari kita
memutuskan untuk sedikit berjalan-jalan mengelilingi pondok seladah, saya
hampir tidak percaya ternyata di pondok seladah pun terdapat banyak bunga
edelweiss yang begitu melegenda di kalangan orang yang suka mendaki gunung. Setelah
berkeliling di pondok seladah akhirnya ke hutan mati karna hari masih sore dan
juga hutan mati hanya memakan waktu 10 menit untuk sampai,
Saya
kira hutan mati itu kecil bukan apa-apa nyatanya wah sungguh luarbiasa dimana
lagi bisa bertemu dengan vegetasi pohon yang mati namun masih tertancap di
tanah dengan begitu kokoh suasana tanah yang putih beda dari yang lain, sampai
terheran-heran kenapa hutan mati bisa secantik dan seepik ini. Sungguh kuasa
allah. Setelah puas menikmati dan mengambil foto akhirnya kamipun kembali ke
pondok seladah setelah cukup sore, lalu mulai lagi masak untuk makan malam
sederhana dengan nasi yang belum matang namun nikmat.
Semakin
gelap suhu udara juga semakin dingin sekali, kami yang menyeduh kopi, susu jahe
dll. Sambil berbincang ringan, kantuk mulai terasa saya memutuskan untuk absen
terlebih dahulu untuk tidur.
Karna
di gunung papandayan sangat terkenal dengan babi hutan nya, yang selalu singgah
di dekat tenda pendaki karna mencari makananan kami semua sangat berhati-hati
menyimpan makanan yang serasa bau nya amis, teknik mudah dengan menggantungkan
makanan dalam satu kantong ke dahan pohon menggunakan tali, untung nya malam
itu tidak ada satu pun yang singgah saya yang tidur di dekat pintu tenda sangat
takut, karna kadang babi hutan itu merusak tenda.
Akhirnya
matahari terbit dari timur, di balik gunung cikuray. Saya keluar tenda dengan
kedingan bahkan menggunakan jaket sekali pun, namun suguhan sunrise gunung
papandayan tidak akan saya lupakan dengan beberapa pendaki lain saya pun
mengabadikan dengan menggunakan alat rekam seadanya. Semakin siang mulai
semangakin hangat, saya mulai membersihkan diri karna memang dekat dengan
toilet itu sungguh anugrah untuk para pendaki.
Sekitar
pukul 8 pagi kami mulai memasak kembali, karna koki nya di ganti jadi suguhan
makan saat pagi lumayan enak karna nasi yang matang. Setelah menyantap makanan
dengan lahap sedikit mengobrol dan akhirnya kami mulai packing barang-barang
karna memang akan kembali pulang ke cianjur, membereskan tenda kembali
memasukan barang-barang ke dalam ceriel kembali itu sudah menjadi kebiasaan.
Sedang asik bercanda dan mem packing barang salah satu temen saya kejatuhan hal
yang geli, ulit bulu ada di tengkuknya, sontak semua kaget untunglah tidak apa.
Memang benar sekali bila camp di pondok seladah dekat dengan pohon banyak
sekali ulat bulu yang tinggal disitu.
Perjalanan
turun dengan menggunakan jalur lain, melewati hutan mati kembali lalu turun
dengan tangga yang langsung berhadapan dengan view kawah belerang gunung
papandayan. Seperti biasa perjalanan turun memang selalu cepat entah itu di
gunung manapun. Setelah sampai bawah saya mengganti baju untuk pulang dan
membeli beberapa merchandise titipan bapa. Hmm
Karna
memang sudah janji dengan jemputan kolbak kembali kami lantas di jemput pukul 1
siang, diantar kami sampai dengan bus jurusan garut-cianjur 3 jam perjalanan
akhirnya sampai di cianjur sore harinya. Sampai di rumah magrib karna agak
melipir dulu ke sebuah toko swalayan.
Terimakasih
teman-teman open trip, see u guys semoga dapat dipertemukan kembali di
gunung-gunung lain.
“sebuah perjalanan dengan teman
baru adalah hal yang di dapat dengan luarbiasa, kenapa masih enggan untuk bersapa
padahal dengan itu kita adalah manusia yang bermartabat”
Price
yang saya keluarkan
-
Naik grab rumah- terminal pasir hayam
Rp. 10.000
-
Bus Cianjur-Garut PP Rp. 80.000
-
Angkot Terminal Guntur-ditengah jalan
Rp. 20.000
-
Kolbak Terminal Guntur-Basecamp PP Rp.
40.000
-
SIMAKSI (tiket masuk) Rp. 65.000
-
Dan biaya-biaya tidak terduga lainnya.
2 komentar
Mau ikutttt
ReplyDeleteayooo, apaan si wkwk
Delete