Pendakian Gunung Gede Lintas 2019
June 28, 2019
Pendakian
Gunung Gede Lintas, Dan beragam pengalaman.
Sesuai janji, kala itu
memenuhi panggilan rindu yang datang dengan terlalu menggebu, Gunung gede 2
tahun silam pernah datang dengan isak yang tak terhankan, ya pendakian perdana
pada kala itu, dan hari ini tanggal 13 april 2019 saya kembali mambawa satu
gunung rindu yang tak kalah besarnya,jumat masih dengan hari yang sama kerja
dengan tanggung jawab yang harus di selesaikan.
Sore
hari menuju malam, saya berangkat dengan berbagai alat pendakian yang memang
seharusnya di bawa. Cibodas basecamp ibu ratna adalah tempat berdiam dan
berkumpul untuk kami yang akan mendaki gunung gede kala itu, ada yang berbeda
kali ini saya mengikuti sebuah open trip dari Tapak Tilas Advanture usulan
seorang sahabat.Sabtu
pagi, memulai dengan packing barang kembali, karna memang ini open trip saya
pribadi tidak terlalu ambil pusing masalah logistic, karna kenapa? panitia
semua yang sudah mempersiapkan hehe,
tanggal 14 april 2019 begitu teramat shubuh nya pukul 03.00 pagi kami rombongan
berjumlah kurang kebih 30 orang siap berangkat memulai pendakian, panitia
menyiapkan sebuah angkutan umum untuk mengantarkan kami semua ke jalur
pendakian gunung putri, iyaa kami tidak melakukan pendakian lewat jalur cibodas
karna memang rencana panitia yang di beritahukan kepada peserta adalah lintas,
iya lintas.
Parkiran
– pos pemeriksaan simaksi
Di awali dengan jalan sedikit menanjak, memasuki daerah ladang milik warga 10 menit sampai ke pos pemeriksaan.
Di awali dengan jalan sedikit menanjak, memasuki daerah ladang milik warga 10 menit sampai ke pos pemeriksaan.
Pos
pemeriksaan simaksi – kantor perhutani
Masih dengan ladang, dan baru memasuki kawasan batas vegetasi hutan, kami sempat beristirahat dan melaksanakan sholat subuh, karna ada toilet dan tempat yang cukup bersih untuk sholat.
Masih dengan ladang, dan baru memasuki kawasan batas vegetasi hutan, kami sempat beristirahat dan melaksanakan sholat subuh, karna ada toilet dan tempat yang cukup bersih untuk sholat.
Kantor
perhutani – pos 1 (legok leunca/ tugu selamat datang)
![]() |
Tugu selamat datang |
Sebenarnya sedari awal memang sudah di suguhkan trek yang
cukup menanjak, namun belum terasa menghawatirkan untuk kaki dan lutut saya,
1,5 jam dapat ditempuh dengan tidak terlalu banyak berhenti, berhubung kami
rombongan yang lumayan banyak dan bermacam variasi orang mengakibatkan begitu lambatnya
pendakian, saya hanya menyayangkan karna selain harus menunggu satu sama lain
juga, hari yang semakin siang dan menuju hujan.
Semakin
ke atas, semakin menanjak, itu yang saya ingat, dan disini terjebak hujan
untung saja ada pedagang gunung yang membuka stand cukup sekali untuk berteduh
kala itu, kurang lebih 1 jam berteduh sampai dengan hujan mereda akhirnya
perjalanan di lanjutkan dengan trek yang lumayan licin bekas guyuran hujan. Oh
ya pendakian gunung sangat ramai sekali memang di weekend, dan ditambah juga
baru di buka awal april di tahun ini, yang saya lihat adalah banyak sekali
orang di gunung hehe seperti bukan di
gunung.
Masih
menanjak, iya sangat sangat menguras tenaga tapi menurut saya yasudah memang
seperti ini ya naik gunung kalo memang tidak ingin cape ya di rumah saja
tiduran sambil baca blog ini :v
Pos
4 (simpang maleber) – pos 5 (Alun-alun suryakencana)
Dikasih
jalan lumayan landai adalah suatu anugrah terbesar dalam mendaki gunung,
melalui batas vegetasi pepohonan langsung terlihat alun-alun suryakencana yang
begitu luas. Sungguh sungguh luas melebihi lapangan sepakbola. Namun untuk ke
alun alun suryakencana timur membutuhkan waktu 1 jam lamanya dengan ditemani
guyuran hujan kecil namun banyak, terimakasih basah rasanya.
Setelah sampai di alun alun surya kencana timur, sembari masih hujan. Panitia kehilangan komunikasi satu sama lain karna HT yang tidak berfungsi. hujan yang tidak kunjung berhenti kami berteduh dengan flysheet tetangga sebelah, iyaa tetangga sebelah yang masih kosong belum ada penghuni nya mungkin ini adalah open trip yang lain, memang selalu seperti itu panitia nya sudah datang terlebih dahulu lalu membuat tenda. Sembari menunggu, panitia yang berada di situ yaitu a krisna dan ada peserta laki-laki lain yang membantu membuka tenda dengan segera sambil di guyur hujan surken dengan kabut yang berlalu lalang hinggap lalu pergi lagi dingin rasanya.
Setelah sampai di alun alun surya kencana timur, sembari masih hujan. Panitia kehilangan komunikasi satu sama lain karna HT yang tidak berfungsi. hujan yang tidak kunjung berhenti kami berteduh dengan flysheet tetangga sebelah, iyaa tetangga sebelah yang masih kosong belum ada penghuni nya mungkin ini adalah open trip yang lain, memang selalu seperti itu panitia nya sudah datang terlebih dahulu lalu membuat tenda. Sembari menunggu, panitia yang berada di situ yaitu a krisna dan ada peserta laki-laki lain yang membantu membuka tenda dengan segera sambil di guyur hujan surken dengan kabut yang berlalu lalang hinggap lalu pergi lagi dingin rasanya.
Hari
semakin sore, banyak sekali agenda yang dibuat oleh panitia namun, sayang
beribu sayang karna kendala cuaca kami semua peserta dan panitia yang akhirnya
hanya berdiam diri di tenda dan sedikit menghangat kan badan. Sampai pagi hari
hujan belum mereda sedikitpun dan dengan datangnya angin saat malam hari
membuat semakin dingin.
Pagi
hari menunjukan pukul 6 akhirnya sang mentari pagi memancarkan sinarnya.
Panitia membuat menu sarapan untuk di bagikan ke peserta. Karna memang sudah
dari kemarin tas basah, saya memutuskan untuk menjemurnya. Hari
semakin siang, bergegas packing lalu mulai kembali treking ke puncak gede
dengan membawa cerier di punggung. Sampai puncak kira-kira jam 12 siang namun sayang hari itu mendung kawah indah
gunung gede pun tertutup kabut yang begitu lumayan tebal.
Mulai kembali turun lewat jalur cibodas. Melalui trek berikut,
§ Puncak
- kandang badak
§ Kandang
badak - panca weuluh
§ Panca
weuluh - kandang batu
§ Kandang
batu - air panas
§ Batu
kukus 3 - batu kukus 2
§ Batu
kukus 2 - batu kukus 1
§ Batu
kukus 1 - rawa denok 2
§ Rawa
denok 2 - rawa denok 1
§ Rawa
denok 1 – rawa panyangcangan
§ Rawa
panyangcangan – telaga warna
Kurang
lebih perjalanan turun, saya perhitungkan akan sampai basecamp kembali jam 9
malam paling telat, saya merasakan memang kami terlalu lama berdiam diri di
Kandang badak, dengan keadaan menunggu yang masih belum turun dari puncak, dan
akhirnya kami disambangi hujan kembali dengan begitu lumayan deras.
Karna
semakin sore, saya pribadi merasa takut dan hawatir, dengan banyak keadaan
teman-taman yang lain sudah tidak se-prima saat naik. Jam menunjukan pukul 5
sore dan masih jauh belum melewati shelther air panas, masih jauh kira-kira 2
jam lagi bisa melewatinya. Samakin malam dan hujan gerimis pun tetap mengiringi
kami turun. Ada beberapa kejadian, ini adalah hal pertama saya dan semoga ini
juga yang terakhir. Mungkin karna sudah malam dan kelelahan kadang pikiran kita
menjadi kabur, namun tentu saja kembali ke diri sendiri saya pribadi kala itu
memang sedikit takut ya ini di alam, lebih tepat nya sebuah gunung dengan vegetasi
pohon yang padat sekali. Pukul 7:30 malam kami semua rombongan melewati
shelther air panas, saya disini tidak ingin menakut nakuti atau apapun itu,
namun bila mendengar cerita dari warga sekitar memang bila melewati air panas
ketika malam itu hawa mistis yang di dapat semakin kuat. Namun saya pribadi
dengan mindset “ah ga bakal ada apa-apa “dengan
santainya melawati air panas”” , hangat rasanya dingin hilang kala itu. Oh
ya saya mengingat kan teruntuk teman-teman yang suka naik gunung kita tidak
pernah tau ketika saat di trek bagaimana, mungkin memang sudah ada perkiraan
waktu berangkat dan pulang, dan ataupun perkiraan cuaca sekalipun kita manusia
tuhan yang selalu punya jawaban, saya memberikan saran untuk ready setiap naik
gunung dan saftyfirst perihal
alat-alat pendakian yang kecil sekalipun seperti senter, headlamp, pisau lipat,
alat-alat yang dapat mempermudah ketika pendakian. Kala itu yang saya liat banyak
sekali teman-teman yang tidak membawa atau menggunakan headlamp/senter karna
saya pribadi memang ada dan cukup terang handlamp yang dipakai, mengharuskan
saya untuk memberikan cahaya kepada teman-teman yang lain, alhasil tengkuk saya
sakit sekali karna keseringan menunduk L tidak selang
beberapa lama, ada yang aneh dengan 1 pendaki perempuan dalam rombongan saya,
saya melihat raut wajah yang memang sudah lelah namun kata dalam hati saya “sama saya pun lelah dan cape” karna
sudah melihat seperti itu, saya menyerankan untuk beristirahat sejenak, karna
memang jauh untuk ke pos selanjutnya, satu kali saya berbicara kepada teman
saya “mba, cape? Ga apa-apa istirahat
saja.” Namun tidak di jawab kedua kalinya “mba, ga apa-apa kalo cape istirahat dulu saja” saya sedikit kesal
karna di abaikan, namun saat itu juga dia duduk langsung ke batu, dan tidak
menahan nya. Saya sendiri pun kaget, karna dia bengong saat duduk, saya
menyarankan agar tidak bengong, dan saya sedikit mengajak berbicara, 2 menit
berselang dia tidak sadarkan diri pada tangan dan bahu saya. Ya memang badan
saya kecil, tapi lumayan mampu menahan beban sedikit lebih berat dari badan
saya sendiri. Karna ini pengalaman pertama saya menghadapi orang yang sedang
tidak sadarkan diri di gunung, tidak banyak hal bisa saya lakukan hanya
membantu dengan cara sederhana, melepaskan ceriernya, karna dia memakai
kacamata saya berusaha menyimpan nya “namun
naas kacamata nya hilang L hwa maafkan saya mba” karna
saya pun panik. Ada panitia di depan A Asul
berinisiatif untuk mengobati nya di shelther batu kukus dengan
menggendong nya lalu di ikat dengan webbing agar tidak jatuh, namun hanya berjarak
5 meter di dapan kami ada yang berteriak, dan saat saya lihat keadaan sudah
tidak karuan, mba yang sedari tadi saya lihat lelah sekarang sedang dalam
posisi aneh sekali, banyak sekali yang memeganginya dia mengeluarkan
suara-suara aneh seperti bukan dirinya. Saat saya sadari mungkin inilah orang
yang sedang kerasukan makhluk lain, jujur saya diam mematung entah apa yang
harus di lakukan, badan saya takut pun bergetar karna melihat hal yang seperti
ini, saya disini masih sedikit bisa berfikir jernih dengan tidak terlalu
bengong dan terlalu takut. Saya memberanikan diri untuk sedikit mendekat dan
melihat. Sudah lebih dari 2 jam dan masih dengan keadaan yang sama.
Beruntung
lah kami, dengan di bantu oleh pendaki lain ada yang meminjamkan tenda karna
keadaannya sudah tidak kondusif lagi tenda di bangun untuk membantu teman saya
juga, hari semakin malam ke hawatiran itu muncul lagi karna banyak sekali
perempuan dalam rombongan panitia menitipkan kami, ya termasuk saya untuk
melanjutkan perjalanan turun dengan pendaki lain, mulai kembali start jam 10
malam dengan begitu banyak yang sudah kelelahan namun memaksa badan untuk tetap
tersadar dan berjalan, namun perjalanan turun ini sungguh lama sekali entah ada
apa di depan saya rombongan ini terus saja berhenti entah ke barapa puluh kali
berhenti. Serasa sangat-sangat lama sekali saya berjalan namun pos berikutnya
masih tetap terasa jauh, melewati pukul 1 malam dengan keadaan masih di trek,
di uji benar-benar kesabaran saya di situ.
Karna
dengan perjalanan yang begitu lama ini, kami bersama rombangan lain pun
memutuskan untuk beristirahat sejenak, namun dari belakang kami ternyata, panitia
yang membantu teman saya sudah menyusul kami semua, karna saya sudah tidak
ingin berjalan pelan sudah cukup rasanya badan ini lelah. Saya memutuskan kan
untuk ber barengan dengan panitia yang berjalan cepat sambil mengikuti ranger
yang membantu teman saya. Semakin turun kearah bc saya masih memperkirakan
turun adalah pukul 9 malam. namun, nyatanya jam 4 shubuh saya baru berada
kembali di bc huft benar-benar
perjalanan yang teramat sangat panjang.
Disini
saya memiliki banyak pengalaman, dan keberagaman yang lebih. tuhan maha baik akan segala-galanya. Terimakasih
Panitia Tapak Tilas advanture semoga kita dapat dipertemukan kembali dengan
hangat dalam tenda. Terimakasih peserta semua, teman baru yang akan selalu saya
ingat.
Peluk
hangat untuk
@sutiyandisa,@kangentraveller,@andremulyawan,@ridwanmikhsan,@mutiaraajhar,@henilucian,@lialfiah27,@rizkiardian29,@ridwanuranus,@rafurii,@baysunarya,@asulramadhan,@imdedut21,@handimahendra33,@fitrisukawati85539,@amd.sopyan,@Mviii28,@krisnasetiadi17@denniabdurachman,@nefra_boruniraja,@ridwantaufik22,@aziz_pakezet,@rinrnmrln__,@negiarpiyana11,@gilangknugraha,@ninakarlina1001,@ricky_alwi03,@rsismidiyati,@tapaktilasadventure
4 komentar
Ceritanya sangat keren kaka mantap ;) ;(
ReplyDeleteSemangat bikin cerita barunya lagi
makasih kaka obled, semangat juga menjalani hidup nya.
DeleteTerus berkarya dan jangan kapok main ke alam.
ReplyDeleteaamiin, makasih :)
Delete