Kampung Cai Ranca Upas

October 26, 2019

KAMPUNG CAI RANCA UPAS 
CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG BARAT, JAWA BARAT



Setelah agenda baik gunung yang tidak jadi karna menimbang nimbang bila 17 agustus nanti di setiap gunung pasti akan penuh dengan kegiatan pendaki yang akan merayakan 17an di puncak, saya yang memang awalnya tidak ingin kemana-mana akhirnya terbuai dengan ajakan seorang teman ke sebuah tempat camp graoud Ranca Upas, butuh waktu luamyan lama kesana, saya memutuskan pada hari itu juga untuk berangkat dari cianjur seorang diri, hm memang awalnya ada teman a riza, namun karna hal dan lainnya menyangkut kondisi sang ayah, dia mengabari untuk tidak ikut ke ranca upas ini, sehat selalu ayahnya a riza. 
Sebenarnya sudah pernah naik bus sebelumnya seorang diri, saat ke ciremai, namun tetap selalu takut enathlah ada apa dengan diri saya hehe, cianjur – padalarang di antar oleh bapa ke terminal pasirham lalu melesat menaiki bus hiba, duduk diantara kursi paling belakang, melihat sekeliling tidak ada bisa di ajak mengobrol, dan akhirnya tidur cukup pulas dengan jendala yang sudah diterangi terik matahari sedari tadi, panas, gerah, maklum saja bus yang saya tumpangi adalah sebuah bus ekonomi tanpa AC cukup angin gelebug dari pintu belakang yang terasa saat sedang melajau saja. 
Sampai di padalarang, menunggu jemputan. Iya saya menunggu seorang teman yang sama saat ke ciremai pun di tempat yang sama pula, pintu tol padalarang. 5 menit menunggu a dejun sampai dan langsung menuju rumahnya, disana sudah ada a fikri ternyata, menunggu sedari tadi. Karna hari beranjak semakin sore, saya meminta ka a dejun untuk di antar ke gramedia terlebih dahulu, dia menyetujui dan kami langsung berangkat, karna memang bahan masakan untuk di ranca upas sbelum terpenuhi semua, saya dan a dejun pun memikirkan untuk membelinya saat di perjalanan nanti. Berhubung saya ke gramedia terlebih dahulu bersama a dejun, a fikri sepakat untuk menunggu di stadion sijalak harupat, jalan menuju ciwidey nanti. 
Jam menunjukan pukup 2 saing hari, masih perjalanan ke gramedia, saya dan a dejun baru berangkat menuju ranca upas sekitar 3 sore lebih, dan akhirnya perjalanan ke upas. 
Berhubung sedang libur 17 agustus, setelah dilihat ternyata ranca upas lumayan penuh dengan para wisata lain yang ingin menghabiskan waktu libur malam minggu nya disini, kami sampai bingung mencari tempat camp, karna sudah banyak di tempati oleh oaring lain. Ada keadaan kami harus berpindah tempat karna saat sudah memasang tenda, ada seorang laki-laki mungkin pemilik disitu, yang menyarankan untuk tidak mendirikan tenda di area yang sudah diberi pembatasa menggunakan sebuah tali rapia berwarna hitam, kami agak sedikit mengeluh karna kenapa saat di lihat-lihat kembali tempat kami mendirikan tenda tidak ada seorang pun yang menggunakan tersebut, ya sudahlah sekali lagi uang selalu berkuasa dan orang dalam hehe, tetap sabar dan melanjutkan beres-beras memasang tenda.






Ternyata ranca upas ini, memiliki suhu yang tidak bisa di remehkan teman, saat matahari mulai pergi, dan kegelapan menyelimuti dingin itu terasa sampai ulu hati, hehe boong deng, namun memang benar jaket polar yang sedang di pakai pun terasa percuma karna suhu dingin nya ranca upas, sedikit mengobrol dengan a dejun dan a fikri, dan tidak lupa seduhan kopi hangat yang sedari tadi tersedia. Semakin malam semakin dingin, kami memutuskan untuk masuk kedalam tenda dan memasukan tubuh pada kantong tidur, yang saya tau tidur kala itu nyenyak sampai matahari menyambat kami kembali. 
Saya yang bangun duluan karna suara alarm hp, masih teramat sangat dingin hey, dingin nya kaya sikap kamu L namun karna sebuah penasaran yang teramat besar akan kabut yang berada di ranca upas, saya keluar dari kantong tidur membangunkan a dejun dan a fikri membuka tenda, dan yups indah diluar sana sedikit cakrawala barwarna orange yang terus semakin tinggi, kabut yang cukup tebal namun indah di tiap ujung-ujung wilayah upas, suhu udara yang tidak pergi tetap dingin, bulan yang cantik, bintang yang kemudian meredup pelan, phon-pohon yang menghalangi sinar matahari menjadi elok, kicauan burung yang senantiasa mengajak menari, dan iyaa akhirnya swafoto tanpa rasa malu-malu dengan mentari.
Dan, akhirnya memasak santap pagi. Kembali memegang nesting dan kompor, pisau yang sedikit kurang tajam, bau bawang dan akan memasak sayur sop. Hehe apaan sih :’v
Cukup puas berada di ranca upas, saat lapar datang kembali kami memakan cuanki dengan indomie, ya allah gusti meuni enak, ditambah udah yang dingin dan angin sepoi sepoi, perut memang sering begitu sudah di isi nasi eh malah nagih di isi mie hehe




Perjalanana pulang, kembali ke cianjur. Kembali dengan rutinitas yang mewajibkan untuk melakukan pekerjaan yang sama setiap hari. Ah sudahlah mungkin memang harus seperti ini jadinya, mencari uang kembali dan nanti liburan kembali. Terimaksih a dejun, a fikri yang sudah mau di repotkan oleh saya ini, semoga nanti dipertemukan dengan kabahagian liburan kembali. Sayang!  






You Might Also Like

1 komentar