Pendakian Gunung Lawu 3265 Mdpl Lintas

December 29, 2019


Jujur saya baru ingin menulis tentang lawu, setelah sebulan lamanya dari sana, entah karna terlalu berkesan atau saya memang malas hehe. bingung memulai dari mana ya, oke begini saja ya.

Setelah perencanaan yang teramat panjang, banyak sekali gunung yang ingin di kunjungi, diantaranya merbabu, selamet, ciremai dan cikuray. Setelah bulan yang penuh rahmat, dan kembali suci. Libur panjang pun tiba, namun masih saja saya bingung akan kemana, aneh sekali.

Masih memilih dan memilah akan kemana, namun iya the only one Novi Masyanti mengajak saya ikut sebuah trip barengan bersama keluarga prisma dan bandung adventure untuk menjelajahi gunung lawu, saya hanya berfikir memang sedang ada waktu nya, ada izin nya dan ada pula rezekinya. Dengan santai mengiyakan sebelum h-4 pendakian, saya berangkat tanggal 6 juni 2019 memang betul satu hari setelah hari raya idulfitri, seperti biasa belanja logistic, packing barang, dan sedikit sambat :v

Berangkat dari cianjur menuju tempat meetingpoint yaitu Leuwi Panjang, berhubung baru selesai lebaran banyak sekali orang yang akan mengunjungi sanak saudaranya kala itu bus jurusan bandung sesak, dan jalan pun sangat ramai mengakibatkan kemacetan yang luar biasa panjang, perjalanan normal cianjur-bandung mungkin paling 2 jam saja, namun hari itu saya merasakan 6 jam lamanya di dalam bus.

Sampai di Leuwi Panjang pada pukul setengah 9 malam, sudah ada beberapa teman-teman yang berkumpul di Leuwi Panjang. Saya kira akan terlambat, namun ternyata bus trevel nya pun belum datang, jadi sedikit mencari tempat ber air iya wc.

Berangkat dari Leuwi panjang sekitaran pukul 10 malam, duduk di antara kursi bus paling depan saran seorang teman. Perjalanan di mulai dengan sebuah bus dan pak supir setengah baya yang cukup ramah. Menuju kearah jalan macet di depan sana, dalam bus ingin nya berkenalan dengan teman-teman yang lain, tapi iya saya malu. Kalo udah kenal malah malu-maluin coba 

Posisi jam 10 pagi, kami berhenti di daerah ciamis, sebuah SPBU lengkap dengan mushola nya entah kenapa bus yang kami tumpangi katanya mendadak ada gangguan dan lain sebagainya jadi pak supir menyarankan untuk mengganti ke bus yang di sarankan, menunggu bus baru datang sampai ketiduran di mushola SPBU, cukup untuk rebahan badan karna terlalu lama duduk di dalam bus. Perjalanan kembali di mulai dengan tetap bermacet-macet ria, sabar.

Baru bisa sampai di Yogyakarta pada pukul 1 malam, karna memang ada tambahan orang yang akan ikut pendakian. Dan kami semua di perbolehkan untuk jalan-jalan setitik ke malioboro, perjalanan di lanjut..

Gunung lawu terletak terletak di perbatasan jawa tengah dan jawa timur, lebih tepat nya di Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar, Jawa tengah.

Sungguh ngantuk sekali di dalam bus, hanya ingin tidur rebahan saja rasanya. Karna memang menuju Basecamp pendakian Gunung Lawu Via Cetho sudah berada di ketinggian yang lumayan tinggi, jalan yang ditempuh pun memang menanjak, iya kalo tidak salah memang menanjak hehe meskipun saya takut tidak melihat jalan nya.

Sampai ke basecamp akhirnya, Alhamdulillah. Pada pukul 6 pagi, saat keluar bus yang saya rasakan adalah udara bagitu dingin, ugh. Seperti biasa mempersiapkan diri, mengganti baju, makan, dan kembali mengobrol dengan teman-teman yang lain.

Pendakian akhirnya di mulai pada pukul 9 pagi, lebih tepat nya 10 pagi mengurus simaksi dan sedikit berfoto-foto,

Basecamp – Pintu Masuk (15 menit )

Jalan yang lalui masih mulus saja, karna memang untuk wisatawan yang ingin berkunjung ke candi yang berada di dekat jalur pendakian.

Pintu masuk – pos 1 Mbahbrati (1 jam)

Masih datar, dan ada tempat beristirahat namun ya keringat bercucuran membasahi tumbuh

Pos 1 Mbahbrati – Pos 2 Brakseng (1,5 jam)

Mulai dengan trek tanah, dan insyallah ini trek membuat saya menghela nafas berulang-ulang karna nanjak :’v

Pos 2 brakseng – Pos 3 Cemoro Dowo (3 jam)

Yang saya lalui adalah trek yang menanjak yang terus saja begitu tidak dikasih landai, sesekali beristirahat.

Pos 3 Cemoro Dowo – Pos 4 Ondorante (2 jam)

Pendakian yang diluar ekspektasi sekali, sudah hampir malam namun, masih di pos 4 dan masih harus berjuang menuju tempat camp di pos 5 nantinya, namun saat lelah di trek dan melihat jalan yang menanjak, saya sesekali melihat kebelakang dan melihat indah  nya samudra awan dan sebuah matahari yang akan menerangi bumi di bagian lain. Sama halnya hidup sesekali bila sedang terpuruk di depan dan akan menyerah, lihat lah ke belakang sudah berjuang sejauh apa kita.

Pos 4 ondorante – Pos 5 Brak perang (2 jam)

Seharusnya sudah sampe pos 5 untuk tempat camp, sebelum malam tapi nyatanya masih tetap berjalan dengan sisa-sisa tenaga yang sudah terkuras, saya, Novi, a arief, a jami, a deni, a ricky, dan a aziz memutuskan untuk berhenti cukup lama dan memasak mie. Memang sungguh luarbiasa perjalanan ini, ada sebagian pendaki lain yang sama-sama beristihat di tempat yang sama saling berbagi makanan.

Setelah merasa cukup, perjalanan akan dilanjutkan lagi namun ternyata ada yang menyusul kembali ke bawah a riza dan a ihsan, mereka membawakan tas saya dan Novi terimakasih banyak a hatur nuhun, tidak lama dari tempat tadi beristirahat sudah sampai di camp area sebuah sabana yang masih samar-samar karna sudah malam. mendirikan tenda saya dengan novi tanpa bantuan orang lain, untung saja menjadi tenda bukan yang lain haha :v

Karna memang sudah lelah, tak ada lagi tenaga yang tersisa saya sudah terlelap terlebih dahulu, tanpa banyak bicara. Sampai dengan lupa makan malam, iya saya tidak sempat makan malam.

Matahari memancarkan cahayanya, karna semalam dingin tidur yang awalnya nyenyak menjadi sedikit-sedikit terbangun, semakin pagi hangat nya mentari baru terasa, kicauan burung yang indah saling bersahutan satu sama lain, tidak bisa menghindari kantuk saat pagi akhirnya tertidur lalu di bangunkan. Hehe

Berfoto di sabana, yang ternyata begitu indah luarbiasa. Karna semakin siang perjalanan pun di lanjut menuju pos 5 brak perang.

Pos 5 Brak perang – Gupakan Menjangan

Karna perjalanan dilanjutkan saat pagi menuju siang hari, panas nya menyengat namun udara tetap dingin. Dengan posisi tidak ada pepohanan, matahari yang sedari pagi menghangatkan badan menjadi sangat begitu menyiksa karna terik nya ini baru panas dunia ya allah, saya berpisah dengan Novi karna berjalan sangat pelan, untung saja ada a riza yang sedia selalu ada di belakang saya. Namun tetap pemandangan nya begitu indah, ketika sedang istirahat melihat sekeliling kadang mata ini manatap begitu lama sebuah hal luarbiasa, iya sabana yang terhampar begitu luas di depannya,.

Gupakan Menjangan – Pasar Dieng

Ingat tidak saya tidak sempat makan, dan memang itu kesalahan terbesar dalam hal pendakian gunung, kawan-kawan bila memang suka bermain di luar ruangan jangan pernah membuat perut kalian kosong, minimal roti atau pun kacang-kacangan. Bila tidak nanti nya akan seperti saya masuk angin guysssss L lebih parah nya sampai mual dan mumuntahkan air yang tadi di minum. Karna a ihsan melihat saya dengan kondisi yang seperti itu, dia menyarankan untuk membawakan Tas cerrier saya terimakasih a ihsan hatur nuhun pisan sekali lagi. Perjalanan di lanjut dan Terdengar dari atas sebelum pasar dieng suara novi memanggil oh ternyata dia menunggu saya dan menanyakan keadaan stock air hehe, berlanjut ke pasar dieng

Pasar dieng – Puncak hargo dalem

Di pasar dieng ini kebetulan saya dengan novi saja berdua, tidak ada kendala yang berarti namun tetap saya takut di pasar dieng karna sebuah mitosnya.

Puncak hargo dalem – Puncak hargo dumilah

Sampai di warung-warung dengan ketinggian 3000 mdpl, saya merasa ini sebuah mimpi saja bisa menginjakan kaki disini. Jam menunjukan siang hari sedikit meminum nutrisari dan makan nasi pecel untuk meredakan perut yang sedikit mual.

Perjalanan ke puncak menghabiskan kurang lebih 20 menit, dengan terik yang selalu mengiringi. Di puncak sana terlihat sebuah tugu yang hampir setinggi 5 meter, dan dikelilingi beberapa vegetasi pohon. Oh ya saat di warung ada yang mencoba menahan tangis nya guys wkwk ups

Pertama kali melihat sebuah samudra awan, rasanya ingin menitikan air mata namun saya malu, tetap dengan senyum dan melihat dengan seksama saja, berfoto ria entahlah keberapa kali boomerang dan foto sana sini.

Demulai perjalanan turun.

Karna memang sudah dari awal rencana perjalanan lintas, kami semua turun melewati Jalur Cemoro Sewu, satu kata untuk jalur ini, Indah!

Di awali dengan track bebatuan, yang mungkin awalnya di susun dengan rapih. Namun karna waktu dan sering nya di lewati oleh pendaki lain sehingga batu itu menjadi kurang enak untuk di pijak.

Hargo dalem – Pos 5 (Jolotundo)

Pos 5 – Pos 4 (Watu Kapur)

Pos 4 – Pos 3 (Watu Gede)

Pos 3 – Pos 2 (Watu Gedeg)

Pos 2 – Pos 1 (Wes-Wesan)

Pos 1 – Basecamp Cemoro Sewu.

Karna memang perjalanan turun yang di mulai pada sore hari, kami semua sampai di Bc sekitar jam 10 malam. entahlah perjalanan turun serasa sangat menyiksa, mual yang disebabkan tidak makan, sampai muntah it works haha. Yang saya ingat dari perjajalanan turun adalah hanya ingin cepat sampai meminum teh manis dan rebahan.

Perjalanan yang sungguh-sungguh luar biasa berkesan, akan selalu saya kenang. Terimakasih partner Novi dan selalu yang menyemangati dan mengcover saat turun A riza. Setelah sebegitu jauh nya saya memijakan kaki selalu ada ilmu dan pelajaran yang di dapat, dan bahkan bertemu dengan orang-orang baik di luar sana. Terimakasih, maaf sudah merepotkan akang-akang semua yang ada di Open Trip Gunung Lawu keluarga prisma dan bandung advanture. 






You Might Also Like

1 komentar