34 KUTIPAN KALIMAT DALAM NOVEL GITANJALI

May 19, 2020


  1. Persembunyian pahit yang tak dapat disembunyikan dalam kehidupan, adalah kenyataan. 
  2. Ada saatnya menepi ada saatnya hanya perlu berjalan, dan ada saatnya pula kita harus perlu berlari
  3. Bertulang di alam liar lebih aman ketimbang menyusuri belantara hati setu orang 
  4. Yang pergi akan tetap pergi, yang hilang akan tetap hilang, yang datang dan pergi, mengajarkan kita seberapa tabah dapat mengikhlaskan diri 
  5. Kekuatan bukan pada otot, tetapi pada mental. Keberanian bukan pada tekad, tetapi pada niat
  6. Betapa banyak mimpi yang harus direlakan. hanya demi untuk menghidupkan mimpi yang lainnya
  7. Terik paling terik sudah terlewati. Hujan terderas sudah terlangkahi. Angin paling badai sudah teratasi. Hanya hatimu yang belum kumiliki 
  8. Akan tiba kita di titik perjalanan untuk berhenti mencari karena ingin ditemukan 
  9. Mimpi adalah cantuman antara kenangan dan harapan. Kadang kala ia sepadan, namun seringkali tak sehaluan 
  10. Terkadang... merasakan ada yang hilang, tanpa pernah tahu apa yang telah pergi. merasakan ada yang kurang, tanpa tahu apa yang telah dimiliki 
  11. Dengan cara-cara yang tidak dapat kita terka, terkadang semesta merestui sesuatu yang tak kita duga-duga 
  12. Untuk segala hal yang mematahkan, aku berserah pada kemungkinan-kemungkinan
  13. Ada hati yang menetap, dan ada pula hati yang pergi. ada yang enggan beranjak dan ada pula yang pergi ke lain hati, ada yang sekedar datang, ada pula yang memilih pergi. ada yang menetap selamanya, dan ada pula yang terlambat membuatnya kembali 
  14. Sesekali kita harus menepi; untuk sekedar menikmati secangkir kopi, sembari meluruskan kaki atau kembali melaraskan hati. 
  15. Tak ada perjalanan yang paling jauh, kecuali perjalanan untuk menemukan diri sendiri. 
  16. Pergi adalah cara menghibur hati, namun terkadang pula, pulang adalah cara terbaik untuk menenagkan hati. 
  17. Dirimu adalah semesta, tempat aku ingin berkelana. hatimu adalah rumah, tempat aku ingin tinggal selamanya. 
  18. Terkadang kita terlalu sibuk untuk memperjuangkan cinta, sementara kita lupa Tuhan-lah yang seharusnya layak untuk diperjuangkan. 
  19. Beberapa orang lebih dulu diberi rasa takut memulai untuk menghadapi. Padahal tidak semua kesempatan datang untuk kesekian kali 
  20. Jika cinta tidak diimbangi dengan kesetiaan, maka yang tersisa hanyalah cinta yang berakhir dengan penghianatan. 
  21. Betapa menyenangkannya percakapan-percakapan yang tertutur dengan suara datar; namun sarat gejolak 
  22. Barangkali kita terlaku sibuk mencari-cari jawaban untuk pertanyaan yang sebenarnya tak ada 
  23. Menjalani hidup setapak demi setapak. Menyakini di tengah-tengah keletihan, akan ada tangan tuhan yang menopang tak berkesudahan. 
  24. Hal yang paling tidak bisa dipercaya itu adalah usia, dan yang paling mutlak itu adalah kematian
  25. Betapa sering kali kita luput untuk bergerak membantu tanpa balasan, dan menolong tanpa pamrih 
  26. Jika manusia meyakini tuhan adalah penolong dari segala macam kesulitan, yang tersisa hanyalah satu; rasa takut ditinggalkan-nya 
  27. Ketabahan ada pada mereka, yang merelakan sesuatu paling dicintai untuk pergi 
  28. Mencintai dan merawat karena Allah. Merelakan yang pergi juga karena Allah 
  29. Terkadang kepergian seseorang mengajarkan ketabahan dan lapangnya merelakan 
  30. Terkadang yang menyembuhkan dan menenangkan tak hanya tentang keheningan, melainkan pada perjalanan dan pulang 
  31. Pada akhirnya kita terbiasa dengan apa yang tak ada. sebab ada banyak pertanyaan dalam hidup dan keikhlasanlah yang menjawab semua tanya. 
  32. Salah satu hal yang membuat doa dan keinginan kita terkabul, serta selalu dekat dengan keberuntungan adalah di mana kondisi batin atau hati kita dalam semua hal sungguh-sungguh sangat membutuhkan tuhan 
  33. Tuhan itu tak perlu dicari. Tuhan itu sedekat jantung dan detak, seintim denyut dengan nadi
  34. Sejauh apapun bertualang, perjalanan mengajarkan bahwa hidup memang tidak mudah dipahami tetapi dijalani.

You Might Also Like

0 komentar